Monday, 18 September 2017

Pesonamu Tak Seanggun Anggrek di Ujung Paruh Burung Pulau Papua

Dendrobium antennatum 

Kemilau birunya lautan bertabur gundukan hijau batuan karst laksana hamparan zamrud di permukaan kristal. Terletak di ujung paruh burung Papua, Sorong dan Raja Ampat memiliki aura yang tajam untuk membuat setiap perangainya terpana. Mengenal wilayahnya yang mempesona, masyarakatnya yang berbudaya, kekayaan sumber dayanya yang melimpah serta jutaan flora fauna yang mewarnai keindahan formasinya.
Tidak luput dari pandangan, menyusuri hutan perawan di wilayah Sorong dan Raja ampat menguak berbagai warna-warni flora yang tersembunyi. Hamparan yang terlihat hijau menyimpan sejuta warna indah untuk diabadikan. Salah satu semerbak yang banyak ditemukan yaitu jenis-jenis anggrek. Mulai dari anggrek yang tergantung di pohon-pohon hingga anggrek yang hidup bersama-sama yang lain di permukaan tanah. Anggrek yang ditemukan di wilayah ini cukup beragam, memiliki bentuk yang indah dan berbeda-beda.
Anggrek kelinci (Dendrobium antennatum) merupakan salah satu anggrek yang banyak ditemukan di wilayah paruh burung ini. Selama perjalanan ekspedisi, anggrek ini ditemukan di berbagai wilayah yaitu Kampung Klewana, Kampung Saporkren dan Kampung Seget. Dendrobium antennatum merupakan spesies anggrek yang menurut IUCN tergolong dalam spesies terancam punah. Anggrek ini memiliki julukan sebagai anggrek kelinci karena memiliki ciri khas yang dapat diidentifikasi dengan jelas yaitu bagian petal atau mahkota bunganya memanjang berbentuk seperti telinga kelinci. Selain ciri khasnya yang memiliki telinga kelinci, anggrek ini juga semakin anggun dengan labellumnya seperti corak batik berwarna ungu. 
Keanggunan anggrek kelinci ini tentu saja tidak sendirian, akan tetapi masih banyak jenis-jenis anggrek lainnya yang menghiasi rindangnya kanopi di hutan tanah paruh burung Papua ini. Anggrek karang (Dendrobium bracteosum) merupakan anggrek yang dikenal native di wilayah Irian Jaya dan Papua Nugini. Anggrek ini memiliki ciri khas bunga dengan mahkota berbentuk lancip-lancip bergerombol seperti karang. Anggrek ini memiliki tiga jenis varian warna yaitu merah, putih (alba) dan merah muda. Anggrek ini biasanya ditemukan di hutan dataran rendah sekitar ketinggian 500 meter. Daya tarik anggrek ini terletak pada bagian daunnya yang berbentuk lanset dan tipis. 

Dendrobium bracteosum

Perburuan anggrek tidak berhenti pada titik ini saja, selain menemukan jenis anggrek dengan perbungaan yang besar, Tim Ekspedisi Subkorwil 2 Sorong – Raja Ampat juga menemukan jenis anggrek dengan bunga yang kecil-kecil. Salah satu jenis anggrek dengan bunga kecil yang kami temukan adalah masih satu genus dengan jenis anggrek sebelumnya yaitu Dendrobium dengan lebih spesifiknya D. insigne.




D. insigne merupakan jenis anggrek yang ditemukan di wilayah Papua, Papua Nugini, dan Australia. Anggrek ini memiliki ciri-ciri bunga berwarna kuning dengan bercak-bercak cokelat dengan labellum berwarna putih. Selain itu ukuran bunga yang kecil sekitar 2 cm juga menjadi ciri khas bunga ini. 

Acryopsis javanica

Bunga anggrek walaupun memiiki bunga yang kecil namun tetap dijamin akan keindahan dan keanggunannya. Pesona yang dimiliki bunga ini seakan menggambarkan sifat anggun dan elegan tidak terkecuali jenis anggrek yang kami temukan di Kampung Klewana, Distrik Klamono yaitu Acriopsis javanica. Anggrek A. javanica merupakan jenis anggrek yang memiliki persebaran cukup luas yaitu Thailand, Indochina, Indonesia, Papua New Guinea, Filipina dan Australia. Anggrek ini memiliki bunga dengan ukuran yang tergolong kecil yaitu sekitar 1.25-1.5 cm. Anggrek mungil ini biasa dijuluki pale chandelier atau tempat lilin yang pucat. Julukan tersebut diberikan kepada anggrek ini karena susunan bunganya menyerupai kandelar atau tempat lilin dengan corak warna yang tidak terlalu mencolok atau pucat. 

Anoectochillus reinwardtii

Anggrek-anggrek yang anggun itu tergantung indah di pepohonan hutan wilayah ujung paruh burung Pulau Papua ini, tersebutlah anggrek –anggrek ini masuk dalam kategori anggrek epifit. Epifit merupakan cara hidup suatu tumbuhan dengan cara menumpang pada tumbuhan lain yang mampu menopang kehidupannya. Sebagian besar anggrek memiliki cara hidup epifit, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat jenis anggrek lain yang hidup secara terrestrial atau di permukaan tanah sehingga disebut anggrek tanah. Anggrek tanah di wilayah Sorong dan Raja Ampat pun memiliki keberagaman, salah satu anggrek tanah yang kami temukan yaitu Anoectochillus reinwardtii atau yang biasa disebut dengan anggrek tanah Papua. Anggrek ini tergolong unik, karena apabila dilihat secara sekilas tumbuhan ini tidak seperti jenis anggrek. Batangnya herba dengan daun yang lebar berwarna hitam bercorak hijau dan merah muda, membuatnya terkesan seperti tanaman hias non-anggrek. Namun apabila sedang berbunga, anggrek ini akan memunculkan jati dirinya sebagai anggrek dengan cirri bunganya yang khas. Bunga dari anggrek tanah Papua ini memiliki warna dasar putih dan memiliki labellum yang unik seperti berserabut-serabut. 

Spathoglotis plicata

Selama menyusuri hutan, tidak luput dari pandangan mata yaitu mahkota-mahkota bunga berwarna ungu bergerombol dalam tegakan mewarnai hijaunya semak dan rerumputan, tersebutlah Spathoglottis plicata. Spesies Spathoglottis  plicata merupakan salah satu jenis anggrek tanah yang banyak tumbuh disekitar hutan, tebing bahkan pinggir jalan wilayah hutan. Anggrek ini memiliki ciri daun berbentuk lanset bertulang sejajar dan tipis seperti daun palem-paleman. Nama Spatoglotis plicata mengacu pada ciri anggrek ini yaitu diserap dari kata ‘spathe’ yang berarti pedang dan ‘glotha’ yang berarti lidah mencirikan bunga pada anggrek ini khususnya pada bagian labellumnya yang seperti pedang. Sedangkan kata plicata menandakan ciri daunnya yaitu ‘plicated’ atau melengkung dengan lengkungan yang khas. Anggrek tanah ini banyak ditemukan di wilayah Asia dan Hawai. Selain warna ungu yang menghiasi hijaunya rerumputan, di suatu titik di puncak perjalanan di dalam hutan sitemukan rekahan anggun bunga anggrek berwarna putih. Setelah ditelaah, anggrek tersebut merupakan anggrek natal (Christmast orchid) yang memiliki nama Latin Calanthe triplicata. Anggrek ini disebut dengan anggrek natal karena anggrek ini sering digunakan untuk dekorasi ketika hari natal. C. triplicate memiliki ciri daun seperti palem namun masih memiliki daging daun yang tebal, berbentuk lanset dengan pertulangan sejajar. Bagian bunga berwarna putih bersih dengan susunan mahkota bunga yang khas.

Calanthe triplicata

Manisnya telinga kelinci pada anggrek Dendrobium antennatum yang mampu mengundang perhatian, warna merah cerah yang elegan milik Dendrobium bracteosum yang mampu membuat setiap mata yang melihatnya terpaku, corak batik Dendrobium insigne yang mampu menarik perhatian dan si mungil Acriopsis javanica yang menggemaskan membuat pepohonan hijau di hutan-hutan wilayah ujung paruh burung Pulau Papua ini menjadi lebih berwarna. Telebih sepanjang jalan diwarnai rekahan ungu Spathoglottis plicata, warna menyilaukan milik Anoectochillus reinwardtii yang mengundang perhatian dan rekahan putih bersih Calanthe triplicata yang mandamaikan hati membuat kesegaran dan keindahan wilayah Sorong dan Raja Ampat menjadi lebih sempurna.




No comments:

Post a Comment